Kaitan Landasan Filosofis(progresivisme) dengan Landasan Lainnya


Kaitan Landasan Filosofis dalam Aliran Progresivisme terhadap Landasan Psikologi, Landasan Sosiologis,dan Landasan Organisatoris

 Aliran Progresivisme adalah aliran yang memandang bahwa perubahan merupakan inti dari kenyataan. Oleh karena itu pendidikan merupakan proses perubahan. Pendidikan tersebut harus mengubah baik metode maupun kebijaksanaan pendidikan untuk disesuaikan dengan perubahan lingkungan.
Prinsip pokok aliran ini adalah :
a.      Anak harus bebas untuk berkembang secara wajar.
b.      Pengalaman langsung merupakan cara terbaik untuk merangsang minat belajar.
c.       Guru harus menjadi peneliti dan pembimbing kegiatan belajar.
Lalu kaitan aliran progresivisme dengan landasan psikologi adalah dalam landasan psikologi bahwa tiap anak diberi kebebasan sesuai bakat, minat dan kebutuhan maka dalam hal ini bahwa pernyataan tersebut dalam prinsip progresivisme, dan dalam pembuatan kurikulum landasan psikologis diperlukan pengalaman belajar anak, lalu pendidikan harus disesuaikan dengan kebutuhan anak yang artinya bahwa guru itu harus berperan sebagai peneliti.
Lalu kaitan aliran progresivisme dengan landasan sosiologis adalah bahwa dalam landasan sosiologis pendidikan itu dapat berlangsung baik di lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat yang artinya bahwa anak-anak atau peserta didik itu bebas berkembang secara wajar dimana saja. Misalnya dalam lingkungan keluarga, anak-anak tersebut akan diajarkan nilai-nilai agama, nilai moral, nilai budaya, dan keterampilan. Dan dalam lingkungan sekolah kita diajarkan pendidikan(pelajaran), dan organisasi(Osis,Ekskul,dll), lalu di masyarakat kita diharapkan sudah mampu mengelola dan berperan aktif.


Lalu kaitan aliran progresivisme terhadap landasan organisatoris adalah dalam tujuan landasan organisatoris yaitu memudahkan siswa dalam mempelajari bahan pelajaran dan melakukan kegiatan belajar sehingga tujuan pembelajaran dapat dicapai secara efektif. Oleh karena itu dibutuhkan pengalaman dari guru itu sendiri agar pembelajaran menjadi efektif, guru tersebut harus mampu membuat peserta didik menjadi tertarik akan materi yang diajarkan dengan cara guru itu sendiri. Misalnya guru tersebut mengajar dengan presentasi atau slide-slide yang menarik, atau guru tersebut mampu membuat lelucon di bagian-bagian materi tertentu sehingga tidak ada murid atau peserta didik yang bosan atau mengantuk, atau guru tersebut membuat kata-kata kunci pada pelajaran yang diajarkan agar mudah dihapalkan.

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama