PENDEKATAN
Pendekatan dapat
diartikan sebagai titik tolak atau sudut pandang kita terhadap proses
pembelajaran. Pendekatan yang berpusat pada guru menurunkan strategi
pembelajaran langsung (direct instruction), pembelajaran deduktif atau
pembelajaran ekspositori. Sedangkan, pendekatan pembelajaran yang berpusat pada
siswa menurunkan strategi pembelajaran discovery dan inkuiri serta strategi
pembelajaran induktif (Sanjaya, 2008:127).
Metode
merupakan jabaran dari pendekatan. Satu pendekatan dapat dijabarkan ke dalam
berbagai metode. Metode adalah prosedur pembelajaran yang difokuskan ke
pencapaian tujuan. Teknik dan taktik mengajar merupakan penjabaran dari metode
pembelajaran.
3.
TEKNIK
Teknik
adalah cara yang dilakukan seseorang dalam rangka mengimplementasikan suatu
metode. Misalnya, cara yang bagaimana yang harus dilakukan agar metode ceramah
yang dilakukan berjalan efektif dan efisien? Dengan demikian sebelum seorang
melakukan proses ceramah sebaiknya memperhatikan kondisi dan situasi.
4.
MODEL
Model pembelajaran adalah bentuk
pembelajaran yang tergambar dari awal sampai akhir yang disajikan secara khas
oleh guru di kelas. Dalam model pembelajaran terdapat strategi pencapaian
kompetensi siswa dengan pendekatan, metode, dan teknik pembelajaran.Nah,
berikut ini ulasan singkat tentang perbedaan istilah tersebut.
5.
STRATEGI
Strategi
pembelajaran dapat diartikan sebagai perencanaan
yang berisi tentang rangkaian kegiatan yang didisain untuk mencapai tujuan
pendidikan tertentu (J.R. David dalam Sanjaya, 2008:126).
Selanjutnya dijelaskan strategi pembelajaran adalah suatu kegiatan pembelajaran
yang harus dikerjakan guru dan siswa agar tujuan pembelajaran dapat dicapai secara
efektif dan efisien (Kemp dalam Sanjaya, 2008:126). Istilah strategi
sering digunakan dalam banyak konteks dengan makna yang selalu sama. Dalam
konteks pengajaran strategi bisa diartikan sebagai suatu pola umum tindakan
guru-peserta didik dalam manifestasi aktivitas pengajaran (Ahmad Rohani, 2004 :
32). Sementara itu, Joyce dan Weil lebih senang memakai istilah model-model
mengajar daripada menggunakan strategi pengajaran (Joyce dan Weil dalam
Rohani, 2004:33.
Nana Sudjana menjelaskan bahwa strategi
mengajar (pengajaran) adalah “taktik” yang digunakan guru dalam melaksanakan
proses belajar mengajar (pengajaran) agar dapat mempengaruhi para siswa
(peserta didik) mencapai tujuan pengajaran secara lebih efektif dan efisien
(Nana Sudjana dalam Rohani, 2004:34). Jadi menurut Nana Sudjana, strategi
mengajar/pengajaran ada pada pelaksanaan, sebagai tindakan nyata atau perbuatan
guru itu sendiri pada saat mengajar berdasarkan pada rambu-rambu dalam satuan
pelajaran. Berdasarkan pendapat di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa
strategi pembelajaran harus mengandung penjelasan tentang metode/prosedur dan
teknik yang digunakan selama proses pembelajaran berlangsung. Dengan kata lain,
strategi pembelajaran mempunyai arti yang lebih luas daripada metode dan
teknik. Artinya, metode/prosedur dan teknik pembelajaran merupakan bagian dari
strategi pembelajaran. Dari metode, teknik pembelajaran diturunkan secara
aplikatif, nyata, dan praktis di kelas saat pembelajaran berlangsung.
Definisi
Strategi Instruksional dan komponen-komponennya
Dick
dan Carey (1985) mengatakan bahwa suatu strategi instruksional menjelaskan
komponen-komponen umum dari suatu set bahan instruksional dan prosedur-prosedur
yang akan digunakan bersama bahan-bahan tersebut untuk menghasilkan hasil belajar
tertentu pada mahasiswa.
Para ahli sepakat bahwa strategi
Instruksional berkenaan dengan pendekatan pengajaran dalam mengelola kegiatan
instruksional untuk menyampaikan materi atau isi pelajaran secara sistematik,
sehingga kemampuan yang diharapkan dapat dikuasai oleh mahasiswa secara efektif
dan efisien. Didalamnya terkandung 4 pengertian sebagai berikut :
1.
Urutan kegiatan
instruksional, yaitu urutan kegiatan pengajar dalam menyampaikan isi pelajaran
kepada mahasiswa;
2.
Metode instruksional,
yaitu cara pengajar mengorganisasikan materi pelajaran dan mahasiswa agar
terjadi proses belajar secara efektif dan efisien;
3.
Media instruksional,
yaitu peralatan dan bahan instruksional yang digunakan pengajar dan mahasiswa
dalam kegiatan instruksional;
4.
Waktu, yaitu yang digunakan oleh pengajar dan mahasiswa
dalam menyelesaikan setiap langkah dalam kegiatan instruksional.
Dengan demikian, strategi instruksional merupakan perpaduan
dari urutan kegiatan, cara pengorganisasian materi pelajaran dan mahasiswa,
peralatan dan bahan, serta waktu yang digunakan dalam proses instruksional
untuk mencapai tujuan instruksional yang telah ditentukan.
1.
Komponen Utama
Pertama : Urutan Kegiatan Instruksional
a.
Subkomponen
Pendahuluan
Pendahuluan
merupakan kegiatan awal dari kegiatan instruksional yang sesungguhnya. Kegiatan
awal tersebut dimaksudkan untuk mempersiapkan mahasiswa agar secara mental siap
mempelajari pengetahuan, keterampilan dalam sikap baru.
Fungsi subkomponen
pendahuluan dibagi menjadi 3 langkah barikut
:
a.
Penjelasan Singkat
tentang isi Pelajaran
Pada
babak permulaan pelajaran, mahasiswa ingin segera mengetahui apa yang akan
dipelajarinya pada pertemuan saat itu.
Keingintahuan ini akan
terpenuhi bila pengajar menjelaskannya secara singkat.
Dengan demikian, pada
permulaan kegiatan belajarnya mahasiswa telah mendapat gambaran secara global
tentang isi pelajaran yang akan dipelajarinya.
b.
Penjelasan Relevansi
Isi Pelajaran Baru
Mahasiswa
akan lebih cepat mempelajari sesuatu yang baru bila sesuatu yang akan
dipelajarinya itu dikaitkan dengan sesuatu yang telah diketahuinya atau dengan
sesuatu yang biasa dilakukannya sehari-hari
c.
Penjelasan tentang
Tujuan Instruksional
Mahasiswa,
terutama yang telah dewasa atau matang, akan belajar lebih cepat bila ia
mendapatkan tanda-tanda yang mengarahkan proses belajarnya. Dengan tanda
tersebut ia mempunyai kemungkinan mengorganisasikan atau mengatur sendiri
proses belajarnya denganmenggunakan sumber-sumber yang ada di lingkungannya.
b.
Subkomponen
Penyajian
Penyajian
adalah subkomponen yang sering ditafsirkan secara awam sebagai pengajaran
karena memang merupakan inti kegiatan pengajaran. Di dalamnya terkandung tiga
pengertian pokok sebagai berikut : uraian,contoh, dan latihan.
a.
Uraian adalah
penjelasan tentang materi pelajaran atau konsep, prinsip, dan prosedur yang
akan dipelajari mahasiswa.
b.
Contoh adalah benda
atau kegiatan yang terdapat dalam kehidupan mahasiswa sebagai wujud dari materi pelajaran yang sedang diuraikan.
c.
Latihan adalah
kegiatan mahasiwa dalam rangka menerapkan konsep,prinsip atau prosedur yang
sedang dipelajarinya ke dalam praktik yang relevan dengan pekerjaan atau
kehidupannya sehari-hari.
c.
Subkomponen
Penutup
Penutup
adalah subkomponen terakhir dalam urutan kegiatan instruksional. Ia terdiri
dari dua langkah, yaitu : langkah pertama tes formatif dan umpan balik,
sedangkan langkah kedua tindak lanjut.
a.
Tes Formatif
Tes
formatif adalah satu set pertanyaan untuk dijawab atau seperangkat tugas untuk
dilakukan untuk mengukur kemajuan belajar mahasiswa setelah menyelesaikan suatu
tahap pelajaran.Tes ini dapat dilakukan secara tertulis dan lisan. Disamping
untuk mengukur kemajuan mahasiswa tes merupakan bagian dari kegiatan belajar
mahasiswa yang secara aktif membuat respon. Belajar dengan aktif tersebut akan
lebih efektif bagi mahasiswa untuk menguasai apa yang dipelajarinya. Hasil tes
formatif harus diberitahukan kepada mahasiswa dan diikuti dengan penjelasan
tentang hasil kemjuan mahasiswa. Kegiatan memberitahukan hasil tes tersebut dinamakan
umpan balik. Hal ini penting artinya bagi mahasiswa agar proses belajar menjadi
efektif,efisien dan menyenangkan.
b.
Tindak Lanjut
Tindak
lanjut adalah kegiatan yang dilakukan mahasiswa setelah melakukan tes formatif
dan mendapatkan umpan balik. Mahasiswa yang telah mencapai hasil baik dalam
test formatif dapat melanjutkan kebagian pelajaran selanjutnya atau mempelajari
bahan tambahan untuk memperdalam pengetahuan yang telah dipelajarinya.
Mahasiswa yang mendapatkan hasil kurang
dalam test Formatif harus mengulang isi pelajaran tersebut dengan menggunakan
bahan instruksional yang sama atau berbeda.
2.
Komponen Utama
Kedua : Metode Instruksional
Salah satu komponen utama pada strategi instruksional
diluar urutan kegiatan instruksional adalah metode instruksional.
Metode instruksional berfungsi sebagai cara dalam
menyajikan (menguraikan, memberi contoh, dan memberi latihan)
Berikut Metode-metodenya :
1.
Metode
Ceramah(Lecture)
Suatu metode pembelajaran dimana Dosen
atau instruktur menyajikan materi pelajaran secara lisan mengenai suatu fakta
atau dalil dalil atau prinsip. Mahasiswa mengikuti pelajaran dengan
mendengarkan dan mencatat. Contoh : siswa dianjurkan untuk dilatih berbicara di
depan kelas sebagai seorang guru untuk menerangkan suatu topic.
Metode ini tepat untuk diterapkan
bila :
a.
Kegiatan instruksional baru dimulai;
b.
Waktu terbatas, sedangkan informasi yang
disampaikan banyak;
c.
Jumlah pengajar sedikit, sedangkan jumlah
mahasiswa banyak.
Tetapi, metode
ini mempunyai keterbatasan yaitu :
a.
Partisipasi mahasiswa rendah;
b.
Kemajuan mahasiswa sulit dipantau;
c.
Perhatian dan minat siswa tidak dapat dipantau.
2.
Metode Demonstrasi
Dalam kegiatan pembelajaran
menggunakan demonstrasi, dosen memperagakan atau menunjukkan cara mengerjakan
suatu prosedur, cara bekerjanya suatu prinsip, cara menggunakan suatu
peralatan, dsb. Contoh : Dosen memperagakan bagaimana Ir. Soekarno dalam
membacakan teks proklamasi pada tanggal 17 Agustus 1945.
Metode ini tepat digunakan bila :
a.
Kegiatan instruksional bersifat formal, magang
(internship), atau latihan kerja.
b.
Materi pelajaran berbentuk ketrampilan gerak
berbentuk ketrampilan gerak psikomotor, petunjuk sederhana untuk melakukan
ketrampilan, bahasa asing, dan prosedur melaksanakan suatu kegiatan.
c.
Pengajar bermaksud menggantikan dan menyederhanakan
penyelesaian kegiatan yang panjang, baik yang menyangkut pelaksanaan suatu
prosedur maupun dasar teorinya.
d.
Pengajar bermaksud menunjukkan suatu standar
penampilan.
3.
Metode Penampilan
Metode
penampilan berbentuk pelaksanaan praktek oleh mahasiswa dibawah supervisi dari dekat oleh pengajar.
Praktik tersebut harus dilaksanakan atas dasar penjelasan atau demonstrasi yang
telah diterima atau diamati mahasiswa.
Untuk menggunakan metode ini pengajar harus:
a.
Memberikan penjelasan
yang cukup; kepada mahasiswa selama mahasiswa berpraktik.
b.
Melakukan tindakan
pengamanan sebelum kegiatan praktik dimulai untuk keselamatan mahasiswa dan
alat-alat yang digunakan.
Metode penampilan tepat digunakan bila :
a.
Pelajaran telah
mencapai tingkat lanjutan.
b.
Kegiatan instruksional
bersifat normal, latihan kerja, atau magang.
c.
Mahasiswa mendapatkan
kemungkinan untuk menerapkan apa yang dipelajarinya kedalam situasi
sesungguhnya.
4.
Metode Diskusi
Metode mengajar yang menghendaki
sekelompok siswa ( 3 orang atau lebih ) membahas suatu masalah ditinjau dari
berbagai segi atau sudut pandang. Contoh : Siswa membahas tentang masalah
Pemilihan Umum yang langsung, umum, bebas, dan Rahasia, serta Jujur dan Adil.
Metode ini tepat digunakan bila :
a.
Tahap menengah atau tahap akhir proses belajar.
b.
Pelajaran formal atau magang.
c.
Perluasan pengetahuan yang telah dikuasai
mahasiswa.
d.
Belajar mengidentifikasi dan memecahkan masalah
serta mengambil keputusan.
e.
Membiasakan mahasiswa berhadapan dengan berbagai
pendekatan, interpretasi, dan kepribadian.
5.
Metode Pengalaman
Laboratorium ( Laboratori Experience )
Kegiatan belajar yang dilaksanakan
dalam suatu laboratorium direncanakan untuk suatu kelompok siswa yang
mempelajari suatu bidang studi tertentu termasuk memperaktekkan teori – teori
dengan melalui pengamatan, percobaan, riset, mempelajari bahasa asing, termasuk
didilamnya belajar dengan jalan demonstrasi, latihan ( drill ) dan praktikum.
Contoh : Siswa ditugasi untuk mengamati berbagai kejadian fenomena tentang
pembuatan peraturan perundang-undangan dalam gedung DPR/MPR melalui gambar atau
foto yang telah ada dalam Laboratorium PPKn.
6.
Metode Pengajaran
Melalui TV ( Instrucsional Television )
Teknik mengajar dimana materi pelajaran disajikan dengan menggunakan program siaran TV, siswa menerima pelajaran dengan jalan menonton TV. Contoh : Dalam hal ini guru dalam memberikan pengajaran kepada siswa, siswa dianjurkan melihat suatu masalah atau berita di media TV, kemudian disuruh untuk menyimpulkan isi dari meteri yang dilihat dari TV tersebut.
7.
Metode Resitasi(Recitation)
Kegiatan pembelajaran berupa
menyajikan kepada teman sekelas atau kelompok mengenai keterampilan yang telah
dikuasai dari hasil studi individu atau kelompok. Contoh : Siswa ditugasi oleh
guru untuk menampilkan berbagai atraksi dan kemampuan yang dimiliki dari setiap
masing-masing individu atau kelompok, yang disajikan di depan kelompok atau
individu yang lain, misalnya dalam menirukan gaya berperang pahlawan dalam
melawan penjajah.
8.
Metode Simulasi
Kegiatan belajar dimana siswa
ditugasi untuk memerankan atau menirukan perilaku tokoh-tokoh dari suatu
situasi atau kejadian yang nyata. Contoh : Siswa ditugasi untuk memerankan
berbagai akting seseorang tokoh pada waktu orasi atau membaca laporan
pertanggungjawaban dari masing-masing tugas tokoh tersebut.
9.
Metode Computer
Assisted Learning(CAL)
Setiap siswa menggunakan sebuah
komputer untuk mempelajari suatu materi pelajaran. Contoh : Para siswa,
diharuskan mengerjakan suatu makalah dengan mengunakan komputer yang ada di
sekolah tersebut, dan dengan bimbingan dari gurunya, agar para siswa tidak
mengalami kesulitan.
Metode ini digunakan pada setiap
tingkat pengetahuan dari yang sederhana sampai dengan yang paling kompleks.
10.
Metode Praktikum
Kegiatan belajar dimana siswa
diberi kesempatan untuk mempraktekkan pengetahuan pemahaman dan keterampilan
yang diperleh dikelas
contoh : Guru menyuruh siswa untuk terjun ke lapangan,
setelah terlebih dahulu mendapatkan teori tentang pembuatan dan perpanjagan KTP
atau SIM, kemudian siswa tersebut disuruh mempraktekkan sendiri ke lapangan
agar lebih jelas dan paham betul.
11.
Metode Proyek
Metode
Proyek berupa pemberian suatu tugas kepada semua mahasiswa untuk dikerjakan
secara individual. Laporan penyelesaian dituangkan dalam bentuk makalah.
12.
Metode Pengamatan
(Observasi)
Metode pembelajaran yang hendaknya siswa mengamati secara teliti obyek studi atau materi yang dipelajari dengan tujuan agar siswa mendapatkan gambaran dan pengertian yang jelas. Contoh : Siswa mengamati bagaimana perilaku para penghuni Lembaga Permasyarakatan, dengan bimbingan dari para gurunya.
13.
Metode Seminar
Teknik mengajar dimana siswa baik
secara individual maupun dalam bentuk kelompok menyajikan hasil penelitian atau
kajian terhadap suatu masalah. Contoh : Di dalam kelas guru menyuruh siswa baik
secara individual maupun kelompok, untuk melakukan penelitian atau pengamatan
tentang arus lalulintas di jalan raya, kemudian siswa disuruh melaporkan tetang
apa yang diteliti dan diamati dan disajikan di dalam kelas untuk
dipertanggungjawabkan kepada siswa/kelompok lain.
14.
Metode Panel (
Panel discussion )
Metode pembelajaran dimana materi
pelajaran disampaikan oleh beberapa orang yang memiliki keahlian dibidang
masing masing dalam suatu forum Contoh : Dalam pembelajaran seorang guru di
dalam kelas mengahadirkan seorang pembicara dari DPRD tentang pembuatan dan
contoh pembutan Perda untuk menerangkan kepada siswa agar lebih jelas.
15.
Metode Tutorial
Teknik mengajar dimana siswa
diberikan suatu pelajaran secara individu dalam bentuk bantuan belajar Contoh :
Guru menyuruh siswa di dalam kelas untuk membentuk sustu kelompok kecil,
kemudian guru memberikan pembimbing pada kelompok tersebut untuk memberikan
pengarahan tentang materi agar bisa terjadi interaksi antara pembimbing dan
siswa.
16.
Metode Deduktif
Metode
Deduktif dimulai dengan pemberian penjelasan tentang prinsip-prinsip isi
pelajaran, kemudian disusul dengan
penerapannya atau contoh-contohnya pada situasi tertentu.
Metode ini tepat digunakan
bila:
a.
Mahasiswa belum
mengenal pengetahuan yang sedang dipelajari
b.
Isi pelajaran meliputi
terminology, teknis dan bidang yang kurang membutuhkan proses berpikir kritis.
c.
Pengajaran mengenai
pelajaran tersebut mempunyai persiapan yang baik dan pembicara yang baik.
d.
Waktu yang tersedia
singkat.
17.
Metode Induktif
Metode
Induktif dimulai dengan pemberian berbagai kasus, fakta, contoh, atau sebab
yang mencerminkan suatu konsep atau prinsip.
Metode
ini tepat digunakan bila:
a.
Mahasiswa telah
mengenal atau telah mempunyai pengalaman yang berhubungan dengan mata pelajaran
tersebut.
b.
Yang akan diajarkan
berupa ketrampilan mendengarkan yang baik, fleksibel, terampil mengajukan
pertanyaan, terampil mengulang pernyataan, dan sabar
3.
Komponen Utama
Ketiga : Media Instruksional
Media adalah alat yang digunakan untuk menyalurkan pesan
atau informasi dari pengirim kepada penerima pesan. Pengirim dan penerima pesan
itu dapat berbentuk orang atau lembaga, sedangkan media tersebut dapat berupa
alat-alat elektronik,gambar, buku dan sebagainya.
Media digunakan dalam kegiatan instruksional karena
berbagai kemampuannya sebagai berikut :
1.
Memperbesar benda yang
kecil menjadi lebih besar.
2.
Menyajikan benda atau
peristiwa yang terletak jauh dari mahasiswa kehadapan mahasiswa.
3.
Menyajikan peristiwa
yang kompleks,rumit,berlangsung dengan sangat cepat atau sangat lambat menjadi
lebih sistematik dan sederhana.
4.
Menyajikan benda atau
peristiwa berbahaya kehadapan mahasiswa.
5.
Meningkatkan daya
tarik pelajaran dan perhatian mahasiswa.
Langkah-langkah yang tepat
dalam pemilihan media :
1.
Biaya yang lebih
murah, baik pada saat pembelian maupun pemeliharaan
2.
Kesesuaiannya dengan
metode instruksional
3.
Kesesuaian dengan
karakteristik mahasiswa
4.
Pertimbangan praktis
5.
Ketersediaan media
tersebut berikut suku cadangnya dipasaran serta ketersediaannya bagi mahasiswa
4.
Komponen Utama
Keempat : Waktu
Komponen terakhir dalam strategi intruksional adalah waktu,
yaitu jumlah waktu dalam menit yang dibutuhkan oleh pengajar dan mahasiswa
untuk menyelesaikan setiap langkah pada urutan kegiatan instruksional.
Waktu untuk mahasiswa adalah jumlah waktu yang digunakan
dalam pertemuan dengan pengajar ditambah dengan waktu yang digunakan untuk
melaksanakan tugas yang sehubungan dengan mata pelajaran diluar pertemuan
dengan pengajar.
Menghitung jumlah waktu yang dibutuhkan mahasiswa penting
artinya bagi berbagai pihak. Bagi mahasiswa jumlah waktu itu merupakan petunjuk
dalam mengelola waktu belajarnya. Bagi pengelola pendidikan jumlah waktu yang
dibutuhkan mahasiswa merupakan petunjuk tentang bobot mata pelajaran.
Kesimpulan :
Dari pembahasan
yang diterangkan di atas maka dapat disimpulkan bawa metode pembelajaran adalah
ilmu yang mempelajari cara-cara untuk melakukan aktivitas yang tersistem
dari sebuah lingkungan yang terdiri dari pendidik dan peserta didik
untuk saling berinteraksi dalam melakukan suatu kegiatan sehingga proses
belajar berjalan denganbaik dalam arti tujuan pengajaran tercapai.
Selain itu Penggunaan
metode yang tepat akan turut menentukan efektifitas dan efisiensi pembelajaran.
Oleh karena itu seorang guru harus dapat memilih metode yang tepat sehingga
siswa dapat meningkatkan aktifitas dan kreatifitasnya. Beberapa metode
pembelajaran yang dapat dipilih oleh guru adalah:
Ø 1. Metode Ceramah
Ø 2. Metode
Demonstrasi
Ø 3. Metode Tanya
Jawab
Ø 4. Metode
latihan
Ø 5. Metode Eksperimen
|
Ø 6. Metode Resitasi
Ø 7. Metode Latihan
Ø 8. Metode Inquiri
Ø 9. Metode Pemecahan Masalah,dll.
10
|
Setiap metode dapat dikatakan baik jika memenuhi
beberapa kriteria sebagai berikut:
Ø Sesuai dengan tujuan yang dirumuskan
Ø Dapat dilaksanakan sesuai dengan
kemampuan guru
Ø Tergantung pada kemampuan orang yang
belajar
Ø Serasi dengan besar kelompoknya
Ø Melihat waktu penggunaannya
Ø Melihat fasilitas yang ada
Untuk memenuhi
kriteria itu, anda telah diperkenalkan dengan bernacam-macam metode
pembelaaran. Silahkan anda memilih manakah yang cocok untuk mata pelajaran yang
akan anda ajarkan kepada siswa, dengan harapan hasil interaksi belajar mengajar
itu dapat berdaya guna dan berhasil guna serta memanfaatkan media pendidikan
yang ada.
Sumber :
http://jaririndu.blogspot.com/2012/09/pengertian-pendekatan-metode-teknik.html
Drs.
Syaiful Bahri Djamarah, Drs. Aswan Zain. 2006. Strategi Belajar mengajar.
Jakarta : Penerbit Rineka Cipta
Siahaan, Padimun. 2008. Strategi Belajar Mengajar. Jurusan Ekonomi – FE Unimed
Wina Senjaya. 2008. Strategi Pembelajaran; Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
http://muhammad-win-afgani.blogspot.com/2009/02/komponen-strategi-pembelajaran.html
http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/01/22/komponen-komponen-kurikulum/
Siahaan, Padimun. 2008. Strategi Belajar Mengajar. Jurusan Ekonomi – FE Unimed
Wina Senjaya. 2008. Strategi Pembelajaran; Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
http://muhammad-win-afgani.blogspot.com/2009/02/komponen-strategi-pembelajaran.html
http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/01/22/komponen-komponen-kurikulum/