The eSport phenomenon lately might be said to be on the rise. There is something interesting in the 2018
Asian Games. Electronic sport (eSport) entered as one of the sports that are contested. E-Sport is an
organized digital sport with special training such as professional soccer, badminton, or basketball
athletes. The first time the eSport culture developed was from a game competition. Interestingly, this
game competition even existed a long time ago, precisely in 1972, at a possible time when computers
were still very rare, there was no internet, and there were not many video game titles. Indo Game then
became the first door for the entry of international-scale gaming competition in Indonesia by becoming
an event organizer (EO) of the World Cyber Games (WCG) championship in 2002. The establishment
of eSport as a sport was agreed upon by the Asian Olympic Sports Institute (Olympic Council of Asia /
OCA) since 17 April 2017. The eSport branch was then introduced at the 5th Asian Indoor and Martial
Art Games (5th AIMAG) event which took place in Ashgabat, Turkmenistan, in September 2017. In the
world of sports eSport can be included in the category of sports that involve fine motor skills, like chess
and bridge games. While sports in general are sports activities that involve a lot of gross motor skills.
E-Sport can still be classified as a sports categories. IeSPA needs advanced communication to
KEMENPORA, KOI and KONI regarding the presence in shaded sports organizations. ESports
competitions in Indonesia are more often held.
PEMBAHASAN
Hakikat E-Sport
Sekarang sedang banyak orang yang membicarakan sesuatu yang sudah lebih besar daripada
sekadar video game. Sekarang ini ada istilah khusus yang sudah digunakan untuk menjelaskan fenomena
akrab dengan istilah seputar video game, yang saat ini lebih familiar dengan istilah “eSports”, atau jika
diterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia adalah Olahraga Elektronik (Dex Glenniza: 2018).
Menurut Audi E.Prasetio (2017) mengutarakan bahwa eSports atau electronic sport adalah bidang
olahraga yang menggunakan game sebagai bidang kompetitif utama. Wahyunanda Kusuma Pertiwi
(2017) mengutarakan bahwa Olahraga elektronik (juga dikenal sebagai permainan kompetitif,
permainan pro, ESports, E-Sports, electronic sports, atau pro gaming di Korea Selatan) merupakan suatu
istilah untuk kompetisi Permainan video pemain jamak, umumnya antara para pemain profesional. Reza
Wahyudi (2017) lebih lanjut juga menegaskan bahwa E-Sport merupakan olahraga digital yang
terorganisir dengan pelatihan khusus seperti halnya atlet profesional sepak bola, bulutangkis, ataupun
basket.
Sejarah E-Sport di Dunia
Muhammad Akbar (2017) memaparkan sejarah perkembangan eSport di Dunia sebagai berikut;
Pertama kali budaya eSport berkembang adalah dari sebuah kompetisi game. Menariknya, kompetisi
game ini bahkan sudah ada sejak lama, tepatnya pada tahun 1972, pada masa yang mungkin ketika itu
komputer masih amat jarang, tak ada internet, dan belum ada banyak judul video game.
Ketika itu kompetisi game diadakan pada 19 Oktober 1972, diadakan di Universitas Stanford,
ketika itu para murid diundang ke dalam sebuah kompetisi yang diberinama sebagai Intergalactic
Spacewar Olympic, sebuah kompetisi untuk game bernama Spacewar. Jangan tanya soal hadiah,
kompetisi yang dikenal sebagai kompetisi eSport pertama tersebut hanyalah berhadiah satu tahun
langganan majalah Rolling Stone.
Setelahnya satu per satu kompetisi game lain pun bermunculan. Tahun 1980, Atari menggelar
kompetisi Space Invader dengan 10.000 peserta, Terbesar di masanya. Bahkan ketika itu, kompetisi
game terbilang menjadi fenomena, dan diangkat oleh majalah ternama Amerika Serikat, Life and Time.
Masuk ke era 90-an, teknologi internet mulai merebak di Amerka Serikat ketika itu. Alhasil,
kompetisi game pun berkembang menjadi kompetisi-kompetisi online, beserta dengan organisasi yang
punya visi untuk menjadikan kompetisi game menjadi sebuah industri eSport.
Beberapa kompetisi besar di tahun 90an salah satunya ada Nintendo World Championship yang
ketika itu digelar di Amerika Serikat. Lalu Nintendo melanjutkan kompetisi tersebut di tahun 1994
dengan acara yang dikenal sebagai Nintendo PowerFest dan banyak kompetisi lainnya.
Pada tahun tersebut, juga mulai muncul organisasi untuk mengatur liga eSport seperti Cyber
athlete Professional League, QuakeCon, dan Professional Gamers League. Ketika itu game yang
dipertandingkan mulai beragam, seperti game Quake, Counter Strike, dan Warcraft.
Memasuki tahun 2000an, perkembangan eSport menjadi semakin pesat. Salah satu negara yang
terbilang sangat menerima budaya ini adalah Korea Selatan. Ketika itu di Korea Selatan, game yang
terkenal karena eSport adalah Starcraft, sampai-sampai para pemainnya dipuja-puja, layaknya sesosok
artis ibu kota. Pada tahun tersebut, juga mulai tercipta kompetisi dan organisasi eSport besar. Beberapa
nama seperti World Cyber Games, Intel Extreme Masters, Major League Gaming, tercipta pada tahun
2000an tersebut.